Bogor (AlkaukabNews). Pondok Pesantren Tahfizh Al Kaukab mengadakan Pengajian Bulanan dan launching Green House Hidroponik dengan menghadirkan KH. M. Cholil Nafis, Lc., Ph.D, selaku Ketua Gerakan Pengasuh Pesantren Indonesia, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Rais PBNU 2022-2023, serta Pengasuh pondok Pesantren Cendekia Amanah Depok. Acara ini di adakan pada Minggu (13/11/2022) mulai pukul 10.00-12.00 WIB.
Disela-sela kesibukan KH. Cholil Nafis, beliau menyempatkan mengunjungi sahabat beliau semasa kuliah di LIPIA Jakarta, yaitu Dr. KH. Khoirul Huda Basyir, Lc., M.Si selaku pengasuh PPTQ Al Kaukab.
Pengajian bulanan Majelis Ta’lim yang berlangsung dengan khidmah di Masjid Jami Al Buruj mempunyai tujuan untuk ajang silaturrahmi Santri, Wali Santri dan Dewan Guru PPTQ Al Kaukab.
Acara diawali dengan pembacaan Maulid Nabi Muhammad, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an, disambung dengan kajian kitab Bulugul Marom oleh pengasuh PPTQ Al Kaukab, Dr. KH. Khoirul Huda Basyir, Lc., dilanjut dengan pemberian penghargaan kepada Santri dan Santriwati yang telah menyelesaikan Hafalan Al Qur’an 30 Juz dan terakhir ada mauidzoh hasanah yang disampaikan oleh KH. M. Cholil Nafis, Lc., Ph.D.
Dalam ceramahnya, KH. M. Cholil Nafis, Lc., Ph.D menyampaikan kepada para hadirin bahwasannya mempunyai anak yang sedang mencari ilmu di pesantren dan menghafalkan Al Qur’an itu hidayah untuk para orang tua.
“Anak bukan sekedar dilahirkan, anak bukan sekedar dikasih makan tapi perlu dikasih ilmu, ini pentingnya ada pondok pesantren yang tradisi keilmuannya sudah ada sejak jaman dulu“. Ucapnya.
Beliau juga menegaskan, bahwa pesantren adalah pendidikan yang yang sedari dulu terbukti dalam perjuangan memerdekakan Indonesia, memberi fasilitas anak-anak untuk belajar ilmu agama sekaligus berkebangsaan Indonesia, dan istiqomah dalam mensyiarkan/menyebarkan Islam rahmatan lil alamin ke seluruh penjuru dunia.
“Kita sedang menyebarkan pesantren ini ke seluruh dunia, terutama di daerah konflik, kami sedang merintis santri dari Negara Afghanistan, Palestina, Banglades, Pakistan dan negara-negara lainnya untuk belajar Islam di Indonesia“. Tuturnya.
Selanjutnya, beliau berpesan kepada wali santri yang hadir, “jangan khawatir menitipkan anak-anak kita ke pesantren“. Karena di pesantren para santri selain diajarkan ilmu agama mereka juga diajarkan adab dan akhlak yang baik dan juga diajarkan kemandirian.
Terakhir, beliau menyampaikan bahwasannya kalau ingin ilmu anaknya bermanfaat, jadi orang yang terhormat, berguna bagi bangsa dan agama, maka ajari anak kita untuk menghormati gurunya.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata,”Ana ‘abdu man ‘allamani, wa law harfan waa hidan” Artinya, “Aku adalah hamba atau budak bagi siapapun yang mengajarkan ilmu kepadaku, walau hanya satu huruf.”
Kesimpulannya adalah seorang santri wajib untuk mencari ridha beliau, dengan menjauhi apa yang menyebabkan beliau marah, menjalankan perintah beliau selama tidak berupa perbuatan maksiat, karena tidak wajib mematuhi makhluq dalam bermaksiat kepada Allah, sang Kholiq. Dan sebagian daripada cara kita untuk menghormati ahlul ilmi juga adalah dengan menghormati keturunannya dan orang-orang yang ada hubungan dengan beliau.
Acara pengajian bulananpun berakhir dengan dipanjatkannya do’a oleh Syekh Abdullah Mahmoud selaku Dewan Guru PPTQ Al Kaukab.